Anda tahu tentang Benteng Rotterdam di Makassar? tentunya informasi ini yang akan kami bagikan kali ini, tempat ini merupakan salah satu situs sejarah yang terletak di dalam kota Makassar dan berada di pinggir pantai. Banteng ini menghadap langsung ke laut sebagai bentuk pertahanan pada saat itu.
Kesultanan ini sebetulnya mempunyai 17 buah benteng yang mengelilingi Makassar, sebagai ibukota kesultanan. Tapi benteng yang sangat megah diantara benteng-benteng yang lain ialah benteng Fort Rotterdam. Sampai sekarang ini, keaslian benteng masih tetap terpelihara.
Tempat benteng gampang dijangkau sebab terdapat di kota Makassar, persisnya ada di muka pelabuhan laut kota Makassar. Jaraknya seputar dua km. dari Pantai Losari. Dengan style arsitektur masa 1600-an, benteng ini tampak mencolok dari bangunan
Di sekelilingnya hingga gampang dikenali. Temboknya mempunyai ketebalan hampir dua mtr., berwarna hitam, serta tampak kuat menjulang setinggi hampir lima mtr.. Pintu penting benteng memiliki ukuran kecil. Bila disaksikan dari ketinggian, bentuk benteng mirip penyu yang tengah ke arah pantai.
Fort Rotterdam atau juga dikenal dengan Benteng Ujung Pandang, terdapat di Jalan Ujung Pandang No 1, Kota Makassar. Menilik riwayat, Benteng Fort Rotterdam dibuat pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna.
Orang Gowa-Makassar menyebutkan benteng ini dengan panggilan Benteng Panyyua (Penyu) yang disebut markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Panggilan panyyua atau penyu merujuk pada bentuk keseluruhnya Benteng Fort Rotterdam yang bila disaksikan dari hawa, terlihat mirip seekor penyu yang akan masuk ke pantai.
Waktu Kerajaan Gowa-Tallo berkuasa, mereka di tandatangani kesepakatan Bungayya yang salah satunya pasalnya mengharuskan Kerajaan Gowa menyerahkan Benteng Ujung Pandang pada Belanda. Semenjak pasukan Belanda tempati benteng itu, nama Benteng Ujung Pandang menjadi Fort Rotterdam.
Pintu masuk Fort Rotterdam ialah satu benteng setinggi seputar 3 mtr., pengunjung diperbolehkan isi buku tamu sebelum masuk ke benteng. Masuk sisi dalam Fort Rotterdam, pengunjung diterima satu taman hijau nan asri yang ada di tengahnya benteng.
Taman itu dikelilingi oleh bangunan tua bertingkat 2, sesaat tembok setinggi seputar 3 mtr. terlihat melingkari lokasi Fort Rotterdam ini. Diluar itu, traveler dapat juga menjumpai Museum La Galibo yang berada di benteng.
Di museum yang relatif hening suasananya, ada koleksi beberapa benda bersejarah mulai dari jaman prasejarah yang tampilkan fosil bebatuan serta senjata-senjata kuno penduduk Sulawasi Selatan, sampai perubahan budaya di waktu modern.
Beberapa benda bersejarah itu dipertunjukkan dalam kotak kaca besar ataupun etalase-etalase, diantaranya ialah kapak, mata panah, perhiasan, patung serta ada banyak kembali.
Tidak hanya beberapa benda kuno, Museum La Galigo ikut tampilkan riwayat hidup penduduk Sulawesi Selatan yang dipertunjukkan dengan mode rumah kebiasaan. Museum ini pula tampilkan kehidupan mata pencaharian penduduk ditempat yang sebagian besar ialah pelaut. Satu miniatur kapal Phinisi terpajang di salah satunya pojok museum memvisualisasikan bagaimana penduduk Sulawesi Selatan sejak dahulu memang seseorang pelaut ulung.
Pada umumnya bangunan-bangunan di lokasi Benteng Fort Rotterdam ada dalam keadaan utuh serta tertangani. Bahkan juga di tengahnya benteng, persisnya seputar taman ada satu bangunan yang di depannya biasa dibuat menjadi panggung untuk pagelaran seni.
Tempat wisata ini cuma berjarak seputar 1 Km dari Pantai Losari, atau bila ditempuh dari Bandara Sultan Hasanuddin seputar 30 menit mengendarai mobil ataupun motor. Sesaat dari Pelabuhan Sukarno Hatta ditempuh cuma seputar 15 menit.
artikel terkait:
gasa oil makassar
toko herbal makassar